Manusia bisa bertahan hidup selama 3 minggu tanpa makanan, 3-4 hari tanpa air. Tapi 1 hal yang pasti adalah manusia belum tentu bisa bertahan hidup selama 1 jam tanpa napas.
Peran pernapasan yang sedemikian penting telah disadari oleh para bijak dari Peradaban Sunda Sindhu Saraswati yang membentang dari Persia sampai Australia dimana Nusantara merupakan bagian darinya. Pengamatan dan eksperimen para bijak tersebut melahirkan sebuah ilmu yang disebut “Pranayama”, yang diterjemahkan oleh Maharishi Anand Krishna sebagai “Pengaturan Energi Kehidupan melalui Pengaturan Napas”.
Pranayama: Pengaturan Energi Kehidupan melalui Pengaturan Napas
Pranayama adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Meditasi, Ayurveda, dan Yoga. Pranayama bukanlah sekadar Pengaturan Napas karena Pengaturan Napas hanyalah sarana untuk Pengaturan Energi Kehidupan.
Salah satu Pranayama yang paling dasar dan paling mudah dilakukan adalah Udhara atau Pernapasan Perut (Abdominal/Diaphragmatic Breathing) yaitu perut mengembung saat menarik napas, kemudian perut mengempis saat membuang napas.
Kepopuleran Udhara atau Pernapasan Perut ini menyebabkan ia banyak diteliti secara ilmiah sehingga manfaatnya pun sudah terbukti secara medis. Dalam salah satu artikel kesehatan yang dimuat oleh harian Kompas, manfaat pernapasan perut antara lain:
Membuat tubuh lebih rileks, menurunkan kadar hormon kortisol di tubuh, dan mengurangi efek negatif dari stres.
Membantu dalam menghadapi stres akibat kejadian traumatis.
Memperlambat detak jantung. Membantu dalam menurunkan tekanan darah tinggi.
Meningkatkan stabilitas otot batang tubuh.
Meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan olahraga dengan intensitas lebih tinggi.
Menurunkan risiko keletihan otot dan cedera otot.
Memperlambat pernapasan, sehingga kita tidak menghabiskan banyak energi.
Membantu penderita penyakit paru untuk bernapas lebih efisien dan mengurangi sesak napas. Misalnya, pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Healthline juga menambahkan bahwa dengan bernafas yang benar (pernafasan diafragma) dapat menambah elastisitas paru-paru yang pada akhirnya menambah kapasitas oksigen yang bisa ditampung, bahkan ini juga dapat digunakan sebagai terapi untuk post traumatic stress disorder (PTSD).
Dalam latihan seni memberdaya diri yang dilakukan di Yayasan Anand Ashram para peserta terlebih dahulu di ajak untuk berlatih nafas perut.
Ingin mencoba melakukan Udhara? Ikuti langkah berikut yang dikutip dari buku “The Science of Fear Management & The Art of Being Happy” karya Maharishi Anand Krishna:
Tarik napas pelan-pelan sambil mengembungkan perut, dan buang napas sambil mengempiskan perut. Pernapasan lewat hidung seperti biasa, jangan menggunakan mulut. Sekali menarik dan membuang napas ini disebut 1 putaran.
Lakukan pernapasan yang disebut Udhara, Abdominal, Diaphragmatic Breathing atau Pernapasan Perut ini sebanyak 3-7 putaran, sebelum memasuki latihan-latihan lainnya.
Kuatir keliru melakukannya, langsung saja lakukan sendiri sambil mendengarkan panduan berikut ini:
Comments