Thoughts merupakan benih pikiran. Contohnya ketika kita tiba-tiba terpikirkan “saya pengen beli handphone ah”, ini merupakan benih pikiran atau sesuatau hal yang terpikir di awal. Kemudian ketika benih pikiran itu muncul, kemudian kita pasti memikirkan hal yang lebih sehingga benih-benih pikiran lain muncul seperti “ingin beli handphone yang merk apa ya?”, “ingin ram yang 8gb ah”. Dari benih-benih tersebut lah terbentuk sebuah Mind.
Mind Saya dan Orang Lain Berbeda
Mind kita dibentuk oleh informasi yang kita peroleh dari luar. Pendidikan di sekolah, pelajaran dari orangtua, pengetahuan tentang agama – semuanya itu telah membentuk mind kita. Kemudian, konflik antara mind yang satu dan mind yang lain tidak bisa dihindari, karena memang bahan baku setiap mind itu lain.
Seorang anak manusia lahir dengan genetik bawaan dari orang tuanya dan kemudian mind-nya dipengaruhi oleh orang tua, bukan hanya itu saja, namun juga dipengaruhi oleh pendidikan di sekolah dan lingkungan sekitar. Beda orang tua, beda pendidikan dan beda lingkungan akan menyebabkan mind yang berbeda pula atau pandangan tentang kebenaran yang tidak sama.
Mengapa kita sering kecewa dengan orang terdekat kita?
Kita dapat mengharapkan sesuatu pada sesorang, bisa itu anak, pasangan, orang tua atau teman kita namun mereka mungkin memiliki harapan yang berbeda dengan kita. Contohnya saya berharap pasangan saya, akan membelikan saya tas yang mahal itu saat saya ulang tahun, namun ternyata pasangan saya memberikan kado yang berbeda yaitu sepatu. Hal ini membuat saya kecewa karena harapan awal saya terhadap pasangan saya tadi tidak menjadi kenyataan.
Akan selalu ada konflik terhadap pasangan kita. Walaupun terhadap orang yang satu ranjang dengan kita saja sering berbeda keinginan atau harapan. Sehingga, mengharapkan orang lain sesuai dengan keinginan atau harapan kita hanya membuat kecewa jika harapan kita tidak terlaksana.
Walaupun kita sudah dengan pasangan yang terbaik pun pasti juga akan timbul rasa kekecewaan dan tidak ada akhirnya. Hal ini akan terjadi bila kita hanya berkonsentrasi pada diriku dan pikiranku saja. Artinya jika kita hanya mementingkan diri kita saja, tanpa melihat orang lain, kita akan tumbuh menjadi seorang yang egois.
Meningkatkan Kesadaran ke Tingkat Inteligensia
Mind bersifat “khas”, pribadi. Cara berpikir Anda dan cara berpikir saya berbeda. Tidak bisa 100% sama. Sebaliknya, Intelegensia bersifat universal. Misalnya: apa yang Anda anggap indah dan apa yang saya anggap indah mungkin berbeda.
Definisi kita tentang keindahan mungkin bisa berbeda, karena pikiran kita belum tentu sama. Tetapi, ketertarikan kita pada keindahan bersifat universal. Contoh lain, saya dan Anda ingin bahagia, namun kebahagiaan kita mungkin berbeda. Intelegensia disini yaitu kita sama-sama ingin bahagia. Sedangkan Mind, saya bahagia ketika saya bisa membelikan ibu saya rumah. Sedangkan orang lain, mungkin akan bahagia ketika bisa berkumpul dengan keluarga atau yang lain. Nah disini kita sama-sama ingin bahagia, namun ketertarikan kebahagiaan kita mungkin bisa berbeda.
Proporsi mind dan intelegensia dalam diri setiap manusia bisa berubah-ubah. Bisa turun-naik. Bila proporsi mind naik, intelegensia akan turun. Bila intelegensia bertambah, mind berkurang. Bila proporsi mind mengalami kenaikan, manusia menjadi ego-sentris. Dia akan mengutamakan kebahagiaan diri, kesenangan diri, kenyamanan diri, kepentingan diri.
Mind hidup dalam dualitas. Bagi mind, Anda adalah Anda, saya adalah saya. Sebaliknya, intelegensia bersifat universal. Seorang ber-“intelegensia” akan memikirkan kebahagiaan umum, kesenangan dan kenyamanan umum, kepentingan umum.
Mengendalikan Mind
Mind kita dapat kita kendalikan dengan Mantra. Mantra berasal dari kata Manas dan Yantra yang memiliki arti yaitu alat pikiran. Alat pikiran disini bermacam-macam, bisa dengan japa, zikir, meditasi dan lain-lain.
“(Demikian dengan mengendalikan citta, benih-benih pikiran serta perasaan; dan/atau manah, mind, atau gugusan pikiran dan perasaan – lewat Meditasi) segala sesuatu dari bagian atom terkecil hingga ( keberadaan atau alam semesta) yang tak terhingga, tak terbatas, dan mahaluas dapat dikuasai” Buku Sutra Patanjali – Anand Krishna
Ikuti KELAS MEDITASI NSE (Neo Self Empowerment) atau Meditasi Pemberdayaan Diri bersama AKC Joglosemar!TERBUKTI Lebih dari 2 Juta Orang merasakan manfaatnya!
Comments