Kecemasan yang berlebihan dan rasa panik merupakan dua bagian dari masalah kesehatan mental ini. Mengalami kecemasan ketika menghadapi masalah hal yang sering terjadi tetapi apabila kita sudah mengalami kecemasan tanpa sebab berarti kita sudah menghadapi kecemasan berlebihan. Gangguan kecemasan sering disebut sebagai General Anxiety Disorder.
6 Jenis Gangguan Kecemasan
Tipe-tipe gangguan kecemasan dari artikel situs Alodokter
1. Gangguan Kecemasan Umum (General Anxiety Disorder) ditandai dengan perasaan cemas khawatir selama 6 bulan.
Gejalanya antara lain
Sulit berkonsentrasi
Susah tidur
Khawatir berlebihan terhadap hal-hal kecil
Dada berdebar-debar
Keringat dingin
Mudah lelah
Otot terasa kaku dan tegang
2. Gangguan Panik: gangguan ini muncul secara tiba-tiba
3. Fobia: Fobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya darah, laba-laba, ketinggian, atau ruangan sempit
4. Gangguan kecemasan sosial: Gangguan yang sering juga disebut sebagai fobia sosial ini ditandai oleh rasa cemas yang berlebihan terhadap kondisi sosial sehari-hari, seperti berbicara di depan orang banyak atau menyapa orang lain
5. Gangguan stres pasca trauma-Post-traumatic stress disorder (PTSD): gangguan stres pascatrauma dapat terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa atau kejadian yang menyebabkan trauma psikologis berat, seperti kecelakaan
6. Gangguan obsesif kompulsif: gangguan kecemasan yang juga disebut obsessive-compulsive disorder (OCD) ini membuat penderitanya harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Misalnya, penderita OCD harus mencuci tangan sebanyak 3 kali, karena bila tidak ia akan merasa bahwa tangannya tetap kotor dan dapat membahayakannya.
Panic Attack atau Serangan Panik
Kita sering mendengar panic attack, tapi apakah itu? Serangan panik didefinisikan oleh Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kesehatan Mental (DSM) sebagai “gelombang rasa takut atau ketidaknyamanan yang tiba-tiba” yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Kedua gangguan kesehatan mental ini merupakan hal yang sering dijumpai dan dikonsultasikan ke para psikolog/psikiatri.
Gejala Panic Attack
Jantung berdebar-debar, jantung berdebar-debar, atau detak jantung dipercepat
Berkeringat, gemetar atau gemetar
Sensasi sesak atau tercekik, perasaan tercekik
Nyeri dada atau ketidaknyamanan
Mual atau tekanan pada perut
Pusing, goyah, pusing, atau pingsan
Menggigil atau sensasi panas, parestesia (mati rasa atau kesemutan)
Derealisasi (perasaan tidak nyata) atau depersonalisasi (terlepas dari diri sendiri), takut kehilangan kendali atau “menjadi gila”, dan takut mati.
Cemas dan Panik dari Sudut Pandang Yoga
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah rasa cemas dan panik itu wajar? Dalam buku the Science of Fear Management & The Art of Being Happy karya Maharishi Anand Krishna dijelaskan secara detail mengenai perbedaan antara otak manusia, mamalia dan reptil.
Berdasarkan gambar di atas, dapat kita lihat bahwa manusia dianugerahi otak yang salah satu bagiannya disebut Neo-Cortkiex. Bagian ini memiliki kemampuan untuk melakukan analisa sehingga respon kita ketika menghadapi suatu permasalahan tidak hanya berdasar sistem fight & flight. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa rasa cemas yang berlebih dan panik merupakan hal yang secara kodrat dapat diolah dengan memberdayakan Neo-Cortex.
Dalam sudut pandang yoga, Neo-Cortex terkait erat dengan Vigyanmayakosha (lapisan inteligensia/intuisi) yang berada di atas lapisan Manomayakosha (lapisan pikiran dan perasaan termasuk segala jenis emosi seperti cemas dan takut)
Sumber : amayi.id
コメント